Breaking News

Ups, Ada Koral Dicoret Aksara Mandarin!

(Vandalisme di permukaan karang di perairan Nusa Penida, Bali. Foto: Facebook OK Divers)
Beberapa hari lalu, media sosial ramai dengan kehadiran foto vandalisme yang dilakukan oleh wisatawan di permukaan karang yang terjadi perairan Nusa Penida, Bali. Diduga kegiatan vandalisme yang memperlihatkan aksara Mandarin dan latin itu dilakukan dengan sengaja.

Aksi vandalisme itu awalnya diketahui dari facebook OK Divers (9/9/2016), sebuah operator diving dan resort yang beralamat di Padangbai, Manggis, Karangasem, Bali. Lewat foto itu, tulisan dalam aksara Mandarin dan juga latin menampilkan nama-nama yang diduga para pelaku.

Jika dilihat secara seksama, ada 3 nama yang tertera di terumbu karang yang merupakan ‘hard coral’ itu. Nama-nama mereka adalah Phey Lym, Miya, dan terakhir 33 Baby.

Begitu foto-foto itu diunggah, komentar-komentar bernada miring langsung bermunculan dari kalangan penikmat wisata petualangan, komunitas diver hingga operator jasa tour dan travel.

Dear Ms.Phey Lym...please educate your self!!! And to the guide's...why didn't you guys stop this morron acted?” ujar akun Made Dwi Suarsana

Dear ms. Phey Lym. Please be more responsible for your act. We all love our sea n all things on it. As a guide for bali tour, we need to keep bali as beautiful as it is. Please share your autograph in your own property. Thank you”, tulis akun Dewi Villa

Tolong segera di banned untuk travel agent nya dan terutama diversnya agar licensed bisa di report k agency yg bersangkutan dan di expelled. Sangat memalukaaannnn”, kata akun Handy Hunghing 

Setelah dilakukan penelusuran lewat facebook, diketahui salah seorang pelaku bernama Phey Lym, berasal dari Selatpanjang, Riau. Phey Lym berprofesi sebagai pemandu wisata di PT Jetwings Tour and Travel, Bali.

Sementara itu, pihak PT Jetwings Tour and Travel belum melakukan konfirmasi apapun terkait hal itu. Selaku penyedia jasa wisata alam, sudah selayaknya mengetahui tentang etika di alam terbuka, seperti tidak melakukan tindakan vandalisme dan tidak boleh mengambil apapun kecuali foto.

Pelaku Minta Maaf
Hingga hari ini (11/9) postingan OK Diver tentang aksi vandalisme yang dilakukan oleh wisatawan tak bertanggungjawab itu telah dibagikan sebanyak 5.553 kali. Ini bukti bahwa perhatian terhadap keindahan bawah laut Indonesia sangat besar.

Kritikan keras yang dilontarkan oleh para pengguna media sosial, khususnya facebook ternyata cukup ampuh untuk menyadarkan pelaku. Salah seorang pelaku bernama Phey Lym akhirnya menyatakan permintaan maafnya lewat facebook.

Phey Lym yang kemudian mengganti akun facebooknya dengan nama Elna Suryani meminta maaf atas tindakan vandalisme yang dilakukannya di permukaan karang di spot diving Toyapakeh, Nusa Penida, Bali.

"@OK Divers, Aku sangat menyesal dan secara tulus meminta maaf atas semua masalah yang ditimbulkan akibat tindakan yang aku lakukan. Ini adalah pertama kalinya aku diving dan aku tidak tahu apa yang aku lakukan itu salah, dan itu sangat buruk. Itu adalah kali pertama dan aku akan memastikan itu adalah yang terakhir, dan tidak akan terjadi lagi. Aku sangat menyesal (Aku Phey Lym)," tulis akun Elna Suryani.

Sejauh ini, akun Elna Suryani tidak menampilkan keterangan identitas yang jelas. Foto profilnya hanya berupa kata-kata “I'm Sorry”, dengan huruf putih di atas background hitam. Sementara itu, URL Facebook Elna tertulis Phey Lym.

Meski Phey Lym telah meminta maaf, beberapa pengguna sosial menginginkan adanya sanksi yang tegas bagi para pelaku vandalisme. Harapannya, agar hal itu memberi efek jera dan peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa depan.

Diberitakan di Hongkong & Taiwan
Pasca heboh di media sosial tanah air, vandalisme terumbu karang yang ditulis dalam huruf Mandarin juga ikut diberitakan oleh media asing, khususnya media Hong Kong dan Taiwan setelah sebelumnya viral disana.

Ribuan komentar pengguna Facebook bermunculan, sehingga media Hong Kong dan Taiwan, seperti laman “Apple Daily ” menurunkan tulisan terkait hal itu.

Berita di Apple Daily Taiwan menyebut kejadian itu sangat disayangkan. Padahal baru beberapa bulan sabelumnya Indonesia memberikan kemudahan bebas visa bagi turis China, agar kunjungan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu itu meningkat.

Selanjutnya, mereka menyebut nama-nama yang ditulis dalam bahasa Mandarin itu, antara lain Fei Fei dan Chen Shuai, sedangkan nama dalam huruf Latin, yakni Phey Lym dan Miya.

Sementara itu, situs Apple Next Media Hong Kong menulis, ada dugaan yang tertuju pada turis China, karena coretan di terumbu karang itu tertulis dalam tulisanMandarin. Pengguna Facebook pun diharap men-share foto tersebut agar para pelaku tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Selain itu, wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia diharapkan tidak melakukan hal serupa, karena vandalisme bukan tindakan terpuji dan sangat tidak ramah terhadap lingkungan. Jika vandalisme kembali terulang, ditakutkan akan merusak keindahan bawah laut, baik di Indonesia maupun di tempat lain di dunia.

Bali Perangi Vandalisme 
Merebaknya foto vandalisme di permukaan koral di perairan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, membuat Gubernur Bali Made Mangku Pastika bereaksi. Gubernur menyayangkan ulah wisatawan yang melakukan aksi vandalisme itu.

"Kita larang dan cegah jangan sampai begitu," ujar Mangku Pastika, seperti dikutip dari Republika (11/9).

Mantan Kepala Polda Bali itu menyayangkan aksi vandalisme di permukaan terumbu karang. Sebelumnya, foto terkait vandalisme itu menjadi viral di sejumlah media sosial, setelah diunggah pertama kali oleh operator wisata selam OK Divers.

Sementara itu Kepala Unit Pelayanan Terpadu Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, I Nyoman Karyawan menegaskan jika aksi wisatawan itu telah merusak kelestarian terumbu karang, sekaligus memberikan kesan negatif bagi perkembangan wisata bahari Indonesia.

"Semua pihak harus menaati kode etik penyelaman dengan tidak melakukan corat-coret apalagi merusak terumbu karang yang selama ini menjadi tempat bersarangnya ribuan jenis ikan hias sekaligus daya tarik turis berkunjung ke daerah itu," pungkas Nyoman

Berkaca dari kejadian itu, Pemerintah Kabupaten Klungkung akan melakukan sosialisasi kepada para penyedia jasa penyelaman dan wisatawan untuk lebih peduli menjaga kelestarian terumbu karang. (Red)

Tidak ada komentar